Wednesday, November 28, 2018

Usaha Pakaian Dalam Yang Menggiurkan



Usaha Pakaian Dalam Yang Menggiurkan


Semakin lama, bisnis pakaian dalam wanita guna segmen premium semakin menggairahkan. Pertumbuhan bisnisnya dapat mencapai 20% per tahun. Untuk mengurangi harga jual, sejumlah produsen memilih membina pabrik di Indonesia.

Pakaian dalam memang tertutup, tapi, ternyata, potensi bisnis produk ini paling menggairahkan. Permintaan pasar dalam negeri yang tidak jarang kali meningkat menggoda semua produsen brand  top guna memproduksi di dalam negeri.

Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesori Indonesia (APGAI) memperkirakan, dari selama Rp 30 triliun omzet bisnis garmen di Indonesia tahun lalu, selama 3% di antaranya berasal dari penjualan pakaian dalam, baik untuk lelaki maupun wanita. Hebatnya, eksklusif segmen pakaian dalam perempuan premium, perkembangan bisnisnya menjangkau sekitar 20% per tahun.

Pasar yang menjanjikan ini mendorong sejumlah produsen dan brand  asing lebih serius mengerjakan pasar Indonesia. Berdasarkan keterangan dari pengamatan Wakil Ketua Umum APGAI Suryadi Sasmita, ketika ini Indonesia menjadi destinasi pasar sebanyak produsen asing. Bahkan, “Sebagian memilih membina pabrik di sini,” tuturnya.

Salah satu contohnya ialah Wacoal International Corp. Perusahaan asal Jepang yang berdiri semenjak 1946 ini telah membina pabrik di Bogor dan menjalin kerjasama joint venture dengan PT Sumber Indah Permai semenjak 1991. Dari pabrik itu, Wacoal Indonesia, nama usaha joint venture itu, memproduksi pakaian dalam perempuan dan menjajakannya dengan harga yang lebih terjangkau. Sasarannya merangkum pasar dalam negeri maupun ekspor.

Importir tergoda


Wacoal tidak sendiri. Sorella, suatu merek pakaian dalam asal Singapura, pun mempunyai dua pabrik di Indonesia dengan menggandeng partner lokal, yaitu PT Megarimas Sentosa. Sorella memasarkan produk hasil dua pabriknya di Jakarta dan Tangerang di pasar dalam negeri dan ekspor.

Mendirikan pabrik di Indonesia adalahsalah satu strategi semua produsen untuk mengurangi harga jual. Maklum, biaya produksi di Tanah Air lebih murah ketimbang andai mereka mesti mengimpor. Ambil misal harga pakaian dalam premium yang menyasar segmen konsumen A dan B+. Selisih harga produk lokal dan impor guna pakaian dalam jenis ini dapat mencapai 70%.

Sebagai gambaran, produk bra dan panty Wacoal produksi lokal dijajakan dengan harga mulai Rp 130.000 hingga Rp 150.000. Bandingkan dengan harga produk impor dengan ruang belajar serupa yang menjangkau Rp 300.000 hingga Rp 800.000.

Direktur Wacoal Indonesia Andi Sasmita mengakui, memproduksi di Indonesia memang menciptakan harga jual jauh lebih kompetitif. “Dulu, saat masih impor, harga Wacoal mahal sekali. Sekarang, telah lebih terjangkau,” ujarnya.

Melihat kenyataan ini, importir pakaian dalam perempuan asal Jepang laksana PT Aimerfeel Indonesia mulai tergoda membina pabrik di Indonesia. Apalagi, permintaan terus tumbuh. Setiap tiga bulan, nyaris 80% dari 5.000 helai produk Aimerfeel terjual. “Perputaran produk cepat sekali,” kata General Manager Aimerfeel Ilana Pranoto.

La Senza yang masuk Indonesia semenjak 2003 setali tiga uang. “Apresiasi masyarakat terhadap produk kami paling tinggi,” kata Didiet Maulana, Marketing & Communications Gilang Agung Persada. Saat ini, La Senza yang mempunyai 13 butik di Indonesia. Gilang Agung memasarkan produk ini dengan harga mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 1 juta per pasang.

Artikel Terkait
Grosir Pakaian Dalam
Jual Pakaian Dalam

http://www.freezepage.com/1537758350IQACHWLIJO
https://s.id/2egnh
https://pin.it/nljhbwjpmeeb3k
https://www.plurk.com/p/myp241
https://plus.google.com/u/1/107931697046537014981/posts/8tBK66tyHEf
https://www.scoop.it/t/jual-pakaian-dalam/p/4101870285/2018/09/24/blog

No comments:

Post a Comment